puple angel

puple angel
Khilaf mungkin memang MUTLAK bernaung dalam sanubari setiap insan manusia Meski mungkin kita telah berusaha agar PELUANG KEJADIAN khilaf diLIMITKAN ke NOL, untuk mencapai suatu TITIK PUNCAK kesempurnaan. Namun sesungguhnya tak seorangpun yang mampu mendaki hingga ke PUNCAK itu. Hanya mungkin…… Karena langkah kita adalah DERETAN BARISAN tiindakan yang ingin kita KONVERGENKAN kepada kebahagiaan. Hingga TERDEFENISI secara sempurna bahwa langkah itu BERNILAI BENAR. Lalu menghasilkan suatu BENTUK PERASAMAAN KUADRAT dimana D=0

Jumat, 12 Maret 2010

cerpen lucu 1

Telinga bocor

” Pak sarapan sebelum berangkat kerja”kata sang istri di suatu pagi kepada suaminya.

Sang suami pergi tanpa memedulikan sang istri. Sang istri berkecil hati, dalam hatinya ia merasa diabaikan “ mungkin suamiku sudah tidak mencintai aku lagi atau mungkin dia marah dengan perkataanku semalam yang melarangnya merokok?” gumamnya dalam hati. Tapi ia berusaha menepis dugaan itu.

“Sudah pulang pak?”

“ibu siapkan air panas dulu yah” sang istri berlalu

“pak, belakangan ini sibuk bangat. Besok kan hari libur. Bagaimana kalau kita ke tempat permandian” sang istri mengajak suami

Sang suami yang lagi mendengar lagunya Ebit hanya menganguk, memejamkan mata sambil bernyanyi “ho..ho…ho..ho. tu..du..du……

Sang istri kemudian berlalu meninggalkan suaminya.

Keesokan harinya ketika sang suami bangun sarapan dan bekal semuanya sudah siap. Sang istri yang sudah sejak dari tadi menunggu di meja makan mempersilahkan suaminya duduk lalu makan.

“kita berangkat jam 8 yah pak” kata sang istri.

“oke..”jawab sang suami sambil melenggekkan lehernya dengan alis di tarik ke atas.

Sang suami menyetir mobil dan sang istri duduk di sampingnya. Ketika akan sampai di pantai sang istri kaget karena suaminya terus dan terus menyetir. Istri tidak banyak komentar, hanya dalam hatinya bangkit rasa bigung. Ia pun mulai terkenang peristiwa yang kemarin pagi ketika sang suami tidak merespon ketika ditawari sarapan. Dia mulai ragu dengan kesehatan telingah suaminya. “jangan-jangan suami saya tuli” gumamnya dalam hati

“bu’ bangun. Sudah sampai” suami membangunkan istri yang tidur kurang dari satu jam.

Braaaaak……..mata istri membelalak ketika menyadari bahwa suaminya telah salah tujuan. Yang ia temui bukan pantai tapi di sebuah desa yang tidak asing lagi baginya, desa masa kecilnya, tempat kelahirannya.

“rumah ibu…? Pantai…?” istri kecewa. Tapi suaminya telah berlalu menemui mertuanya tanpa sempat mendengar kekecewaan istrinya.

***

Ketika suami akan berangkat ke kantor, sang istri yang tidak mendapat pamit semakin merasa yakin bahwa suaminya mengindap penyakit. “suamiku kok jadi aneh, semakin menjadi pendiam”. Sang istri semakin bigung, ia berkesimpulan untuk berkonsultasi ke dokter THT tentang perihal suaminya.

Dokter memberi saran kepada sang istri untuk mencoba memanggilnya dari tempat yang berjarak berbeda-beda. Yang pertama dari jarak 8 meter, jika sang suami tidak mendengar, mka cobalah dari jarak 6 meter dan yang ketiga 5meter lalu yang terakhir 4 meter.

Malam harinya sang istri memulai memanggil suaminya yang sedang membaca dari jarak 8 meter, sang suami tak merespon apa-apa. Lalu sang istripun melanjutkan dengan memanggil sang suami dari jarak 6 meter sang suamipun tidak merespon, lalu sang istripun melanjutkanya dari jarak 5 meter, ketika akan melanjutkan ke jarak 4 meter sang suami mendekati istrinya,

“ ada apa bu’…”.

Sang istri kehabisan akal “ itu…pak, itu…” jawab sang istri terkatung-katung, berusaha menyembunyikan aksinya dari suaminya

“ itu apa bu’…” sang suami membaleki.

“gak jadi pak” sang istri berlalu. “aku harus memeriksakan suAmiku!” gumamnya dalam hati.

***

“pak, kita ke dokter yah” sang istri menawari suaminya.

“ ibu sakit?” suami khawatir.

Sang istri berlalu tanpa merespon.

“istriku sakit?, tapi kelihatan baik-baik saja” sang suami bertanya pada dirinya sendiri karena istrinya telah berlalu.

Sesampainya diruangan dokter THT, sang istri memberikan penjelasan sehubungan dengan saran yang diberikan dokter tempo hari. Dokter memberi kesempatan kepada sang suami untuk menanggapi penjelasan sang istri.

“justru saya yang heran kenapa istri saya selalu berteriak-teriak memmanggil saya, seperti sedang memanggil orang tuli” suami bercerita.

“ iya pak, betul itu test ketulian” sang dokter menjelaskan.

“jadi bapak mendengar teriakan istri bapak? Sang dokter menambahkan.

“ tentu saja dok”jawab sang suami penuh kayakinan.

“tapi pak tempo hari waktu saya suruh sarapan, bapak tidak merespon” sang ibu memperkuat argument ketulian suaminya.

“ibu, tidak degar saya bilang “saya sudah hampir terlambat sayang, sarapannya pake roti aja. Ntar beli di warung Mario!”sang suami membela diri.

” Terus waktu saya bilang kita berlibur ke pantai, kok bapak malah membawa saya ke rumah ibu?”tambah sang istri.

“bu…saya kan sudah bilang ibu sms supaya kita berkunjung kerumahnya”jawab sang suami tenang.

****

Sang istri merasa malu dengan penjelasan sang suami. Akhirnya dokter memeriksa ketulian yang diderita sang istri dan dokter memberi simpulan bahwa sang istri positif tuli.

Cerita ini hanya fiktif belaka,

for u all who always be happy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks ata kunjungannya...